banner 468x60

Terkait Ucapan Selamat Natal, Begini Pandangan Gusdurian Gorontalo

Ucapan Selamat Natal
Gusdurian Gorontalo menggelar kajian terkait ucapan selamat Natal di aula kampus Universitas Nahdatul Ulama (UNU) Kota Gorontalo, Selasa (24/12).

READ.ID – Gusdurian Gorontalo menggelar kajian terkait kontroversi ucapan selamat Natal di aula kampus Universitas Nahdatul Ulama (UNU) Kota Gorontalo, Selasa (24/12). Mereka membahas mengenai toleransi umat beragama menjelang perayaan Natal 2019 dalam perspektif Gus Dur.

Kajian yang dilaksanakan Gusdurian Gorontalo itu, juga dihadiri oleh puluhan mahasiswa dari berbagai kampus Universitas di Gorontalo.

Menurut Gusdurian Gorontalo, perayaan dan mengucapkan natal tidak menjadi masalah, karena perayaan natal tidak akan mengganggu keyakinan beragama. Namun, sering kali masalah Natal menjadi tabu bagi masyarakat umum dalam menyinggung konsep teologis atau berkaitan dengan keyakinan agama.

Banyak yang mengatakan bahwa, mengucapkan natal itu haram, dan bahkan ada yang mengklaim bid’ah. Hal tersebut dianggap Gusdurian Gorontalo adalah kekeliruan yang terjadi di kalangan masyarakat umum.

Seperti halnya dalam perayaan natal, banyak menyinggung sosok Nabi Isa a.s yang merupakan anak dari Maryam, yang seringkali masyarakat itu, menyamakan hari natal dengan penyembahan kepada Yesus si anak Tuhan.

“Gus Dur seringkali mengemukakan pemikiran-pemikiran yang banyak di tolak oleh masyarakat umum. Yakni, Gus Dur pernah mengucapkan selamat natal pada umat kristiani. Padahal menurut Gus Dur, membolehkan kita untuk ikut merayakan natal di Gereja dan mengucapkan selamat natal pada saudara Kristiani kita,” Ujar salah satu pemateri kajian, Nursodik El-Hadee.

Ditempat yang sama, seorang pengajar di Pondok Pesantren Al-akhairat Kota Gorontalo, abdul kadir Lawero dalam materinya, perayaan Natal tidak ada kontroversi didalamnya, tapi tergantung bagaiman cara masyarakat menanggapi hal tersebut.

Namun Menurut Kadir, kadang hidup beragama sering dibarengi dengan ketakutan dan itu menjadi masalah bagi diri seseorang. Ketakutan akan membuat cara beragama menjadi kaku dan akan menutup diri dari yang beragama lain.

“Kita beragama jangan takut, kalau kita takut, maka hal hal yang kita tidak ketahui akan kita jauhi dan kita musuhi,” Tegas Kadir. (Fadil/Read)

Baca berita kami lainnya di

banner 468x60