Relawan Uji Vaksin COVID-19 yang Meninggal di Brasil adalah Dokter

Vaksin Covid-19
banner 468x60

READ.ID – Berdasarkan keterangan para pejabat Brasil pada Rabu (21/10/2020) waktu setempat, Relawan uji klinis vaksin COVID-19 AstraZeneca, meninggal dunia.

Belakangan, media lokal Brasil mengabarkan relawan tersebut merupakan seorang dokter. Dikutip dari The Guardian, relawan yang meninggal dilaporkan bernama Dr Joao Pedro Feitosa. Ia merupakan petugas medis berusia 28 tahun yang merawat pasien COVID-19.

Ia disebut dokter muda yang tinggal di Brasil, Rio de Janeiro, dan baru saja lulus. Kabar lain menyebutkan ia meninggal karena komplikasi COVID-19 saat tengah menjadi relawan uji coba vaksin Corona eksperimental AstraZeneca.

Namun, masih belum jelas kebenaran kabar tersebut dan bagaimana ia bisa tertular COVID-19. Ia pun disebut meninggal usai menerima plasebo, bukan menerima suntikan vaksin COVID-19 eksperimental AstraZeneca.

Ketidakpastian kabar yang beredar dikarenakan pihak AstraZeneca (Perusahaan farmasi) enggan berkomentar lebih lanjut terkait peristiwa tersebut, karena hal ini berkaitan dengan rahasia dan syarat uji klinis. Namun, uji klinis vaksin COVID-19 AstraZeneca dipastikan tetap dilanjutkan.

“Kami dapat mengonfirmasi bahwa semua proses peninjauan yang diperlukan telah diikuti,” kata juru bicara AstraZeneca Brendan McEvoy.

“Semua peristiwa medis yang signifikan dinilai dengan cermat oleh penyelidik uji coba, komite pemantau keamanan independen, dan pihak berwenang. Penilaian ini tidak menimbulkan kekhawatiran tentang kelanjutan studi yang sedang berlangsung,” lanjutnya.

Brasil sebelumnya memiliki rencana untuk membeli vaksin dari Inggris dan memproduksinya. Sejauh ini sudah ada 8.000 relawan yang disuntik vaksin, dari target 20.000 orang.

Di bulan September, vaksin eksperimental AstraZeneca dan Oxford ini sempat dihentikan pengujiannya. Pasalnya seorang relawan di Inggris mengalami sakit misterius.

Namun, dalam penelitian vaksin biasanya memang tidak hanya vaksin yang diberikan. Relawan biasanya dibagi dalam dua kelompok, satu mendapat vaksin perusahaan penguji dan satu lagi suntikan plasebo.

(Read/Detik)

Baca berita kami lainnya di


banner 468x60
banner 468x60