banner 468x60

Ketika Penyiar Radio Berbagi Cerita, Antara Hobi Atau Profesi

READ.ID,- Dalam rangka Memperingati hari radio se-dunia, sejumlah pernyiar radio berkumpul dan berbagi cerita yang dikemas dalam bentuk acara Talk Show. Acara ini mengangkat topik “Penyiar Radio, Hobi Atau Profesi” dengan menghadirkan beberapa mantan penyiar radio pada zaman 90-an. Bincang santai ini di gelar di kedai Hoya Kopi, Kota Gorontalo, Sabtu/16/02/2019.
Acara dimulai pada pukul 20.00 WITA Tersebut dihadiri oleh lima narasumber yang telah lama malang-melintang di dunia penyiaran radio. Dan alhasil situasinya berlangsung sangat ramai dan penuh subtansi.
Ke lima narasumber diantaranya: Mohamad Reza, Nano Blonde, Citra Dano Putri, Taufik Talalu, dan Atha Anatha. Masing-masing dari mereka mengulas amat ditel menyoal pengalaman mereka selama menjadi penyiar radio.
Selain berbagi cerita dan pengalaman, mereka juga memberi motivasi kepada ratusan generasi Z yang turut hadir di acara talk show tersebut.
Reza mengatakan bahwa menjadi seorang penyiar radio tidak cukup hanya sekadar hobi tapi harus menjadi profesi.
” Saya memulai profesi menjadi penyiar dimulai tahun 1999 tepatnya di radio Celebes, tempat dimana saya belajar menjadi orang yang betul-betul konsisten terhadap apa yang menjadi profesi saya. Menjadi seorang penyiar radio, tidak cukup hanya mengandalkan retorika belaka, melainkan dituntut harus punya banyak bacaan dan tentu juga banyak diskusi dan belajar kepada orang-orang yang sudah berpengalaman”, Ungkapnya.
Pada acara yang sama pula Nani Blonde, yang sedari kecil terlahir ditengah-tengah keluarga yang berprofesi sebagai penyiar radio tersebut mengutarakan bahwa penyiar harus lebih cerdas dari pada pendengar.
“Sekarang itu banyak sekali penyiar radio yang kualitasnya sangat memperihatinkan, sebab ini akan begitu mempengaruhi minat publik terhadap radio,” ujarnya.
Selanjutnya Citra Dano menambahkan, bahwa dulu sebelum era perkembangan digital para penyiar dituntut untuk kreatif.
“Kami dulu, saking serba banyak yang kurang, baik soal peralatan penyiaran, akses informasi, dan tentu juga honor yg minim itulah yang memotivasi semangat belajar dalam memberikan informasi yang terbaik untuk publik,” tegasnya.
Acara yang dipandu langsung oleh Nanda Patricia tersebut, mengharapkan di acara hari radio se-dunia saat ini, radio-radio di seluruh Indonesia khususnya di Gorontalo lebih mampu untuk menjawab tantangan zaman yang semakin maju.*****

Baca berita kami lainnya di

banner 468x60

Leave a Reply