Cegah Banjir, Dinas PU Pohuwato Akan Optimalkan Fungsi Drainase

Banjir Pohuwato

READ.ID – Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Pohuwato meminta kerjasama masyarakat dalam penataan drainase guna mencegah terjadinya banjir akibat tidak optimalnya peran dan fungsi drainase.

Kepala Dinas PU Kabupaten Pohuwato, Fikri Adam mengatakan, diperlukan kerjasama dan kesadaran masyarakat dalam pengoptimalan fungsi drainase agar tidak menumpuk pasir maupun tanah yang bisa menjadi endapan hingga menyumbat drainase yang ada.


banner 468x60

“Kami harap kerjasama masyarakat dan kesadarannya, jangan buang pasir atau tanah atau sisa material bangunan. Karena itu bisa mengendap di drainase, harusnya ketika masyarakat yang membangun rumah, relevansinya itu tinggi dan jangan pernah biarkan material itu dibiarkan begitu saja”, kata Fikri, Sabtu (03/10/2020).

Menurutnya, drainase yang tidak berfungsi kerap mengakibatkan genangan air dan banjir saat hujan dengan intensitas tinggi, begitupun dengan tidak adanya resapan di rumah warga.

“Ini akibat drainase dan pelintas yang tidak berfungsi sepenuhnya. Air meluap dan menggenangi rumah warga. Paling tidak jangan banyak atau semua ditutup beton halamannya, sisakan untuk resapan-resapan, supaya airnya meresap ke tanah, kan halaman rumah warga luas. Nah, alangkah baiknya, resapan kita fungsikan, buatlah kayak kolam jadi kan berfungsi”, kata Fikri.

Lebih lanjut, Fikri mengungkapkan jika Dinas PU Pohuwato pada minggu depan akan memaparkan hal tersebut ke pihak-pihak Kecamatan maupun Pemerintah Desa, dan juga akan mulai menyusun acuan penanganan banjir.

“Dinas PU Pohuwato nantinya siap memberikan rekomendasi teknis sebagai acuan kaitan penanganan banjir, seperti warga yang ingin membangun pelintasan di atas drainase dan lain sebagainya” ujarnya.

Disamping itu, Fikri juga mengingatkan bahwa peran dan sumbangsih masyarakat dibutuhkan dalam persoalan ini, karena kadangkala masyarakat melakukan penolakan jika ingin dibuat drainase.

“Misal saat kita mau bikin saluran, itu mereka tolak, mereka keberatan kalo arealnya kita akan buat jalur air, contoh di Desa Teratai, itu kan airnya sulit di pompa, di sedot karena tidak tau mau di buang kamana, kalau ke saluran yang ada pasti tersumbat. Jadi, langkah yang kita ambil, harus membuka jalur-jalur air agar supaya airnya mengalirnya normal, mereka mau kalo boleh dipermanenkan, terpaksa kita coba untuk menggeser anggaran untuk dibikinkan permanen” pungkasnya.

(Dodi/RL/Read)

Baca berita kami lainnya di

banner 468x60